Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Jujur adalah sifat wajib yang dimiliki oleh rasul, yang dikenal juga dengan sebutan siddiq. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur artinya lurus hati atau tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya). Jujur artinya tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku. Arti jujur sangat penting untuk dipahami seluruh umat Islam.
Quraish Shihab mendefinisikan siddiq atau jujur artinya orang yang selalu benar dalam sikap, ucapan, dan perbuatan. Mengutip laman Kemenag, jujur adalah kesesuaian antara niat dengan ucapan dan perbuatan seseorang. Jadi, jujur artinya perilaku manusia yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain.
Seorang rasul tentunya tidak akan pernah berbohong kepada siapa pun. Bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:
"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."
Jujur artinya berkata apa adanya, lawannya yaitu bohong atau kizib. Seorang rasul harus menyampaikan kebenaran dan tentunya berlaku yang benar, tidak boleh berbohong. Hal tersebut terdapat dalam Firman Allah, berikut ini:
"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS. An-Najm: 2-4)
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Jujur dalam niat artinya seseorang memiliki motivasi dari dirinya dalam beramal saleh. Hal ini dilakukan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
Jujur sendiri termasuk ke dalam sifat terpuji yang dianjurkan dalam Islam. Dari segi bahasa, jujur berasal dari kata sadaqa atau sidq yang artinya benar.
Perintah berperilaku jujur tercantum dalam sejumlah dalil, salah satunya hadits dari Abdullah bin Mas'ud. Rasulullah SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar (jujur) sehingga ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar." (HR Bukhari dan Muslim)
Mengutip buku Al-Qur'an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas IX tulisan H Aminudin dan Harjan Syuhada, jujur terbagi ke dalam sejumlah aspek. Jujur dalam niat termasuk salah satunya.
Makna Jujur dalam Niat
Merujuk pada sumber yang sama, jujur dalam niat merupakan ketulusan dan ketepatan antara apa yang ditampakkan dan yang disembunyikan. Jika seseorang tidak jujur dalam niat, maka ia tampak melakukan suatu amalan karena Allah SWT padahal di dalam hati justru sebaliknya.
Orang yang berbuat hal tersebut pada hari kiamat kelak akan dibongkar oleh Allah SWT. Isi hatinya akan diperlihatkan dan dimintai pertanggungjawaban, dalam surah An Nisa ayat 108, Allah SWT berfirman:
يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ ٱلْقَوْلِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا
Artinya: "Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan."
Menurut buku PAI dan Budi Pekerti untuk Kelas X karya Nenden Munawaroh dan Ijudin, niat yang baik dan tulus serta ikhlas karena Allah akan bernilai ibadah. Niat yang baik tentu akan dilaksanakan dengan sikap jujur.
Selain jujur dalam niat, ada juga jujur dalam ucapan atau lisan. Mereka yang jujur seperti ini menjaga segala ucapan yang keluar dari mulutnya.
Dengan demikian, seseorang tidak menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Selain itu, tentu saja mereka berdoa kepada Allah SWT agar selalu menjaga diri untuk jujur dalam lisan.
Selanjutnya ada jujur dalam perbuatan yang berarti dalam beramal selalu terikat dengan syariat. Mereka yang jujur dalam perbuatan selalu beramal dengan rasa ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT tanpa dicampuri niat lain.
Temperamen adalah bagian dari karakter seseorang yang memengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikirannya. Banyak orang yang menganggap sama istilah temperamen dengan temperamental, padahal keduanya berbeda.
Temperamen dapat dilihat dari cara seseorang berperilaku atau berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang memiliki sifat temperamen yang berbeda-beda, ada yang tenang, ceria, santai, pendiam, dan mudah gelisah.
Temperamen menjadi sifat bawaan lahir, tetapi bisa dipengaruhi pula oleh keluarga, lingkungan, budaya, atau pengalaman hidup. Meski penyebutannya hampir sama, istilah ini berbeda dengan temperamental.
Temperamental sering dikaitkan dengan karakter orang yang mudah marah. Padahal, sifat ini sebenarnya lebih menggambarkan perasaan yang cepat berubah akibat penyebab yang jelas. Misalnya, mudah marah ketika ada sesuatu yang mengganggu atau cepat berbesar hati saat seseorang memberi sedikit pujian.
Jenis-Jenis Temperamen
Temperamen terbagi menjadi empat jenis yang dapat membentuk karakter seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenisnya:
Sanguinis merupakan jenis temperamen yang biasanya dimiliki oleh orang dengan kepribadian ekstrovert. Orang dengan kepribadian ini umumnya menyenangkan, mudah bergaul, ramah, ceria, dan optimis.
Namun, orang dengan temperamen sanguinis cenderung lebih cepat merasa bosan sehingga kurang menikmati aktivitas yang sama dan dilakukan berulang.
Orang yang memiliki kepribadian melankolis digambarkan sering terlihat muram dan sedih. Namun, di balik itu semua, orang dengan temperamen ini cenderung bijaksana dan setia, meski cukup sensitif dan memiliki emosi yang kuat.
Di lingkungan kerja, orang dengan temperamen melankolis punya daya analisis yang baik. Namun, mereka cenderung lebih suka bekerja sendiri dan menjadi mudah murung atau cemas ketika segala sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya.
Plegmatis merupakan jenis temperamen yang menggambarkan individu dengan kepribadian introvert, tenang, dan sabar. Orang yang plegmatis memiliki empati yang tinggi ketika berhubungan dengan orang lain.
Namun, karena jarang menunjukkan emosinya, orang dengan temperamen jenis ini cenderung terlihat pasif ketika melakukan interaksi sosial. Selain itu, mereka juga sering menghindari konflik sehingga kehilangan kesempatan untuk membuktikan kemampuannya saat sedang mengalami kegagalan.
Temperamen koleris biasanya dimiiliki oleh individu yang punya sifat ramah dan suka mengendalikan situasi. Orang dengan temperamen ini memiliki rasa percaya diri yang bagus, tegas, dan ambisius, sehingga mampu meraih kesuksesan di dalam karir atau sesuatu yang dijalaninya.
Namun, orang dengan temperamen ini cenderung tidak sabar, mudah marah, dan keras kepala. Mereka juga sering kali dianggap sombong oleh orang-orang sekitar karena ambisinya yang tinggi.
Meski ada empat jenis temperamen, setiap orang mungkin saja memiliki lebih dari satu jenis temperamen, tetapi tetap akan ada yang lebih dominan.
Temperamen yang lebih dominan memang sulit diubah, tetapi bisa dikendalikan agar menciptakan manfaat dan mengurangi kerugian, baik untuk pemiliknya maupun orang di sekitarnya.
Sebagai contoh, pemilik temperamen koleralis yang mudah marah bisa menerapkan berbagai cara mengelola amarah, misalnya dengan melakukan latihan pernapasan dan mengeluarkan emosi melalui olahraga atau seni.
Bila mengalami kesulitan untuk mengontrol temperamen Anda, bahkan kerap merugikan diri sendiri atau orang lain, sebaiknya mintalah bantuan ke psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik dan sesuai kondisi Anda.